Keistimewaan dan Amalan Awal Dzulhijjah: Panduan Menuju Takwa
Sumber Photo
1. Mensyukuri Anugerah Iman di Bulan Dzulhijjah
Bismillahirrahmanirrahim. Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Alhamdulillah, kita bersyukur kepada Allah SWT atas nikmat hidup dan aktivitas hingga hari kedua Dzulhijjah 1446 H, bertepatan dengan 3 Juni 2025. Keberadaan kita di waktu ini, disertai iman, adalah anugerah besar. Iman bukan sekadar keyakinan bertuhan, melainkan pembuktian melalui perbuatan. Setidaknya, ada dua aspek: mengerjakan perintah (amar ma’ruf) dan menjauhi larangan (nahi munkar), sebagaimana Al-Qur’an dan sunnah ajarkan dengan jelas.
Tujuan syariat bukan hanya kewajiban, tetapi membawa manfaat dunia dan akhirat. Al-Qur’an, seperti dalam Surah Al-Baqarah (2) ayat 197, berpesan: “...Pekurban bagi Allah, di hari-hari yang telah ditentukan...” Ini mengajak kita memahami manfaat ibadah, seperti puasa dan qurban, yang memperbaiki diri dan mendekatkan pada Allah, menjadikan hidup bermakna dan penuh keberkahan.
Poin Penting:
- Iman adalah anugerah mahal, dibuktikan dengan perbuatan.
- Amar ma’ruf dan nahi munkar bawa manfaat dunia-akhirat.
- Surah Al-Baqarah (2):197 ajak beribadah di waktu khusus.
2. Keutamaan 10 Hari Awal Dzulhijjah
Dalam setahun, sekitar 360 hari, 10 hari pertama Dzulhijjah adalah waktu istimewa. Hadis riwayat Bukhari dan Muslim dari Ibnu Abbas menyatakan: “Tidak ada hari di mana amal saleh lebih dicintai Allah daripada hari-hari ini,” yakni 10 hari awal Dzulhijjah. Keutamaannya begitu besar, bahkan jihad fi sabilillah tak menandinginya, kecuali seseorang syahid dengan jiwa dan hartanya, sebagaimana sabda Nabi: “Wa lafzal jihad fi sabilillah illa rajulun kharaja binafsihi wa malihi fa lam yarji‘ min dhalika bi shay’” (HR. Bukhari).
Bagi yang berniat haji dengan harta dan hati bersih, lalu wafat di perjalanan, amalnya setara jihad tertinggi. Namun, bagi yang tak berhaji, 10 hari ini tetap luar biasa untuk amal saleh. Sahabat Nabi menegaskan keistimewaan ini, memotivasi umat memperbanyak ibadah, dari salat hingga sedekah, dengan niat tulus karena Allah.
Poin Penting:
- 10 hari Dzulhijjah unggul untuk amal saleh (HR. Bukhari).
- Keutamaannya melebihi jihad, kecuali syahid jiwa dan harta.
- Manfaatkan waktu ini dengan ibadah tulus.
3. Ragam Amal Saleh di Awal Dzulhijjah
Saling mengingatkan adalah kunci di 10 hari ini. Amal saleh tak terbatas pada fisik. Ada yang beramal dengan tenaga, seperti menyingkirkan duri atau batu di jalan karena Allah. Ada pula yang berinfaq dengan harta, menyisihkan rezeki untuk infak. Yang berilmu bisa berbagi ide, menjelaskan hukum agama, atau menginspirasi kebaikan, semua diniatkan ikhlas. Setiap perbuatan mulia yang dipandang baik oleh agama disebut amal saleh.
Puasa sunnah dari tanggal 1 hingga 9 Dzulhijjah sangat dianjurkan, terutama puasa Arafah pada tanggal 9. Rasulullah SAW bersabda: “Puasa pada hari Arafah menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang” (HR. Muslim). Siapkan qurban dengan hewan terbaik sesuai anggaran, baca Al-Qur’an, dan tingkatkan salat. Hari ke-8 dan 9 ideal untuk puasa, mempersiapkan hati menuju takwa.
Poin Penting:
- Amal saleh: menyingkirkan rintangan, infaq, atau berbagi ilmu.
- Puasa Arafah hapus dosa dua tahun (HR. Muslim).
- Siapkan qurban dan perbanyak ibadah di hari-hari awal.
4. Menyempurnakan Pelatihan Ramadan
Sepuluh hari awal Dzulhijjah melengkapi pelatihan Ramadan, memperbaiki kekurangan, menghapus kesalahan, dan membangun kebaikan. Ini disebut al-birr, kebajikan menyeluruh, yang mengubah seseorang menjadi pribadi berlurun—lebih saleh dan bebas dari salah. Bagi yang tak berhaji, maksimalkan 9 hari ini, tutup dengan puasa Arafah untuk introspeksi, menepis dosa, dan membangun kebaikan, mencerminkan wukuf di Arafah, puncak haji.
Surah Al-Baqarah (2) ayat 197 berpesan: “...Pekurban bagi Allah, di hari-hari yang telah ditentukan...” Qurban mengajarkan membuang sifat hewani, memunculkan sifat insani. Dzikir di hari tasyrik (11-13 Dzulhijjah) mendekatkan pada takwa. Puasa Arafah, qurban, dan dzikir menyempurnakan ibadah, menjadikan kita lebih baik saat berbuka dan menutup periode ini.
Poin Penting:
- Dzulhijjah sempurnakan Ramadan, wujudkan al-birr.
- Surah Al-Baqarah (2):197 ajak ibadah di waktu khusus.
- Puasa, qurban, dan dzikir tasyrik dekati takwa.
5. Transformasi Menuju Pribadi Takwa
Kesibukan dunia sering tak bermanfaat, tapi 10 hari Dzulhijjah adalah peluang jihad melawan nafsu, mentransformasi diri jadi pribadi berlurun. Surah Al-Baqarah (2) ayat 197 menegaskan: “...Bagi siapa yang ingin menyempurnakan, tidak ada masalah. Dan bertakwalah kepada Allah...” Dua hari tasyrik cukup bagi yang merasa takwa, atau lanjutkan hingga hari ketiga untuk perbaikan maksimal, menuju jiwa takwa yang kokoh.
Bagi yang tak berhaji, rasakan perubahan ini: refleksikan kekurangan, perbaiki diri, dan wujudkan takwa. Transformasi ini membuat pejabat jujur, pengusaha adil, ibu dan anak penuh kebaikan. Kesibukan dunia harus bermanfaat, membawa berkah bagi keluarga, masyarakat, dan bangsa, menuju Muslim yang lebih baik di dunia dan akhirat.
Poin Penting:
- Jihad nafsu di Dzulhijjah ciptakan pribadi berlurun.
- Surah Al-Baqarah (2):197 izinkan sempurnakan takwa.
- Kesibukan dunia harus bermanfaat bagi semua.
Posting Komentar